Upaya Pemkot Tangsel Menekan Penyebaran Covid-19 Diapresiasi

18-07-2020 / KOMISI IX
Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay saat ditemui disela-sela pertemuan dengan Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Dyani beserta jajaran, juga dihadiri mitra kerja Komisi IX DPR RI di Kantor Wali Kota Tangsel, Jumat (17/7/2020). Foto : Erman/Man

 

Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay menilai, yang dilakukan Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dalam meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran akan bahaya Covid-19 sudah benar. Dimana seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) aktif terlibat mengajak masyarakat untuk bersama-sama memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

 

“Saya lihat tadi, data-data yang ditampilkan, semua SKPD dilibatkan. Mulai dari Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, dan dinas lainnya. Menurut saya, ini hal positif yang perlu ditingkatkan di masa mendatang,” ucap Saleh saat ditemui disela-sela pertemuan dengan Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Dyani beserta jajaran, juga dihadiri mitra kerja Komisi IX DPR RI di Kantor Wali Kota Tangsel, Jumat (17/7/2020).

 

Dari pemaparan yang diungkapkan Wali Kota Tangsel, istilah-istilah dalam penanganan Covid-19 yang dikeluarkan pemerintah pusat cukup membingungkan ketika akan diterapkan di daerah. Saleh berpandangan bahwa itu menunjukkan koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah masih belum terjalin dengan baik.

 

“Terbukti dengan istilah-istilah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) tadi, seperti PSBB yang dinormalkan, new normal, atau adaptasi dan lain sebagainya, dia (airin) dalam menangani penyebaran Covid-19, tidak memakai (istilah) di sini. Wali Kota Tangsel ini menyebut bahwa di dalam undang-undang, tidak ada istilah-istilah seperti itu,” terangnya.

 

Selanjutnya, politisi Fraksi PAN ini turut mengkritisi ketersediaan alat pelindung diri (APD) awal masa penanganan Covid-19. Dimana, kekurangan APD, masker, hand sanitizer dan lainnya juga dirasakan oleh tenaga kesehatan di Tangsel. Padahal, Tangsel jaraknya sangat dekat dengan Ibu Kota Jakarta. “Jadi ini menurut saya satu hal yang perlu dicermati, kedepan ini tidak boleh terjadi lagi,” tegasnya.

 

Di sisi lain, Saleh juga berkomentar terkait temuan dan keluhan yang disampaikan Wali Kota Tangsel, dimana data-data BPJS Kesehatan banyak yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya. Masih banyak peserta BPJS Kesehatan berstatus Penerima Bantuan Iuran (PBI) justru adalah orang-orang yang mampu, sedangkan masih ada masyarakat yang tidak mampu seharusnya dapat PBI, namun kenyataannya tidak dapat.

 

“Sebetulnya ini keluhan klasik dan sudah sering terjadi. Bahkan yang menyedihkan itu terjadi di Kota Tangsel. Dimana, Tangsel semestinya dijadikan cermin untuk memperbaiki pelayanan kesehatan di sini,” pungkasnya. (es)

BERITA TERKAIT
Netty Aher: Akses Kesehatan Dasar Harus Jangkau Seluruh Lapisan
21-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS, Netty Prasetiyani Aher, turut menyampaikan duka cita mendalam atas...
Program MBG Jangkau 20 Juta Penerima, Pemerintah Harus Serius Jawab Berbagai Keluhan
18-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani menanggapi pidato Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Tahunan MPR 2025...
Nurhadi Ungkap Banyak Dapur Fiktif di Program MBG, BGN Diminta 'Bersih-Bersih’
14-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI Nurhadi menemukan adanya 'dapur fiktif' dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG),...
Kunjungi RSUP, Komisi IX Dorong Pemerataan Layanan Kesehatan di NTT
13-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Kupang - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris menyampaikan apresiasi atas pengelolaan RSUP dr. Ben Mboi Kupang...